Batasi Makan Jengkol,Dapat Membahayakan Kesehatan – Waktu Pak Wardoyo (66) masih tetap aktif bekerja serta ditugaskan di daerah Jawa Barat, nyaris setiap hari ia disajikan makanan dengan beragam type lalapan.
Seperti rutinitas orang-orang Sunda yang senantiasa makan nasi dengan beragam dedaunan jadi lalapan, satu diantara yang diikutkan dalam lalapan yaitu jengkol serta pete.
Rupanya, berikut awal dari penyakit batu ginjal yang dideritanya. Kenapa?
Jengkol atau jering (Archindendron pauciflorum) yaitu tumbuhan ciri khas di lokasi Asia Tenggara. Bijinya disenangi orang-orang yang tinggal di Malaysia, Thailand, serta Indonesia jadi bahan pangan.
Tidak cuma jadi lalapan, jengkol juga dapat dibuat jadi beragam jenis masakan, seperti semur jengkol atau rendang jengkol.
Waktu pemasakan, dapat di pastikan jengkol buat kehebohan sendiri. Karna, menyebabkan bau tidak enak. Tidak cuma waktu memasak, dari mulut serta urin yang konsumsi juga keluar bau tidak enak.
Penyebabnya bau itu sesungguhnya asam amino yang terdapat dalam biji jengkol. Asam amino pada jengkol didominasi oleh asam amino yang memiliki kandungan sulfur (S).
Saat terpecah-pecah jadi komponen yang lebih kecil, asam amino itu juga akan hasilkan beragam komponen flavor yang begitu bau karna dampak sulfur itu.
Satu diantara gas yang terjadi dengan unsur itu yaitu gas H2S yang populer begitu bau.
Waktu diolah, jengkol tersisa zat yang dimaksud asam jengkolat (jencolid acid) yang dibuang ke ginjal.
“Satu-satunya bhs Indonesia yang di terima didunia kedokteran, ya asam jengkolat ini, ” kata Dr. dr. Parlindungan Siregar, SpPD., KGH, Sisi Ginjal serta Hipertensi, Departemen Penyakit Dalam, FKUI, sembari tersenyum.
Nah, waktu berikut dampak yang seringkali ditakuti orang berlangsung, yakni jengkoleun atau jengkolan. Mengkonsumsi jengkol terlalu berlebih mengakibatkan asam jengkolat yang memanglah susah larut di air mengendap dalam ginjal, membuat kristal padat.